BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, dimana
segala sesuatunya itu berjalan dengan cepat, kemajuan teknologi semakain
memudahkan manusia untuk berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Semua
orang di zaman sekarang ini hampir setiap individu sudah memiliki
komputer.
Di mana didalam dunia komputer ada
yang namanya client server, Client merupakan sembarang sistem atau proses yang
melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server sedangkan server ialah,
sistem atau proses yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client.
Client-Server adalah pembagian kerja
antara server dan client yg mengakses server dalam suatu jaringan. Jadi
arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client dan
server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan.
1.2 Tujuan Client Server
Tujuan Client Server untuk membantu
perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan pengintegrasian data, distribusi
informasi dan sebagainanya tentnya yang berhubungan dengan client server, ini
juga menempatkan sebuah komputer sebagai server yang bertugas sebagai pusat
pengolahan dan layanan bagi terminal-terminal lain (client) yang
terhubung dalam sistem jaringan tersebut.
1.3 Manfaat Client Server
Manfaat yang bisa didapatkan dari
client server ini tidak jauh berbeda dengan tujuannya yaitu dapat membantu
perusahaan-perusahaan dalam pengolahan sebuah data atau pengintegrasian data
yang akan dikirimkan, distribusi informasi dan berbagai peralatan menjadikan
sistem jaringan semakin diminati untuk diimplementasikan oleh perusahaan.
Ada beberapa manfaat dari client
server diantara lain :
a.
Memungkinkan akses basis data yang besar
b.
Menaikkan kinerja
c.
Jika client dan server diletakkan pada komputer yang
berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal
ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis data.
d.
Biaya untuk hardware dapat dikurangi
e.
Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan
proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur basis data
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN CLIENT - SERVER
I. Server
Server adalah sebuah sistem komputer yang
menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server
didukung dengan prosesor yang bersifat scalable
dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut
sebagai sistem operasi jaringan atau
network operating system. Server juga menjalankan perangkat lunak
administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang
terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan
memberikan akses kepada workstation
anggota jaringan.
1. Server Aplikasi (Application server)
2. Server Data (Data Server)
3. Server Proxy (Proxy Server).
Fungsi server
1.
Server Aplikasi
Server yang digunakan untuk menyimpan berbagai
macam aplikasi yang dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan
untuk menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data
yang diproses oleh server aplikasi.
2.
Server Proxy
Berfungsi untuk mengatur lalu lintas di jaringan
melalui pengaturan proxy. Orang awam lebih mengenal proxy server untuk
mengkoneksikan komputer client ke Internet.
II. Client
Komputer Client adalah komputer yang meminta (request) satu layanan
tertentu ke suatu server. Komputer client harus dilengkapi dengan aplikasi
client khusus dan menjalankannya, sehingga dapat memanfaatkan layanan yang
ditawarkan server. Sebagai contoh, untuk mengambil sebuah file dari file
server, suatu program di komputer client harus memformat sebuah request
(permintaan) dan mengirimkannya kepada program yang sedang berjalan di server.
Selanjutnya, server akan mengirimkan file yang diminta sesuai dengan permintaan
program client tersbut.
Server dan
client harus menggunakan suatu cara yang sama untuk berkomunikasi dan
mengirimkan file antara satu komputer dengan yang lain, cara ini disebut
sebagai protocol atau sering disebut Transmision Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), sedangkam sistem operasi yang
digunakan antara lain Unix, Linux dan Windows NT.
Lingkungan
Database Client/Server di Internet :
- Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC
- Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri
- Berbagi hardware atau software
2.2. KOMPONEN CLIENT-SERVER
Dalam menjalankan sebuah arsitektur
client-server, maka dibutuhkan beberapa komponen agar arsitektur tersebut
berjalan dengan baik dan lancar. Komponen tersebut diantaranya :
1. User
Disini user adalah sebagai end-user yang mengakses
client untuk mendapatkan layanan. Dapat dikatakan juga bahwa sebuah user atau
end-user adalah ketika melakukan proses akhir menggunakan sitem client-server
ini, misalnya seorang manager perusahaan.
2. Client
Client dapat berupa sebuah pemproses yang banyak
dilakukan di sebuah server dimana bagian-bagian dalam lingkup pekerjaannya
ditentukan oleh program komputer. Salah satu hal yang terpenting dalam sistem
client-server adalah User Interface (UI), yang digunakan user untuk
berkomunikasi.
3. Network dan
Transmisi.
Server dan client dapat terkoneksi dengan sebuah media
transmisi yang dapat berupa kabel, wireless, atau fiber. Dengan media ini
memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan enterprice network yang lebih
besar dalam sebuah departemen. Arsitektur yang digunakan dapat berupa OSI atau
yang sekarang banyak digunakan yaitu TCP/IP.
4. Servers.
Sebagai server, server haruslah memiliki kemampuan
untuk mengontrol software, menjalankan program aplikasi, dan mengakses database
dengan mudah dan cepat. Sebuah server harus mendukung spesifikasi yang
mendukung resource sharing seperti Network Server Operating System, Multiple
User Interface, GUI (Graphic User Interface), dialog oriented antara
client-server language seperti SQL dan database arsitektur.
2.3 APLIKASI CLIENT-SERVER
A.
Client/Server (two tier)
Dalam
model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan
server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyakclient dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan. Aplikasi
ditempatkan pada computer client dan mesin database dijalankan pada server
jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang
mengirimkan kembali data ke client-nya.
Model Two-tier terdiri dari tiga
komponen yang disusun menjadi dua lapisan yaitu client (yang meminta serice)
dan server (yang menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :
1.
User Interface. Adalah antar muka program aplikasi
yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
2.
Manajemen Proses.
3.
Database. Model ini memisahkan peranan user interface
dan database dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah
aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah
aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan
melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi
ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server
jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang
mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam
client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari
aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi
dengan server database.
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki
kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani
suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses
aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model
berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model
client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin
banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing
client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing
client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode
tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan
executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode
sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga
membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai
pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah
merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih
kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan
pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik
bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe
sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan
aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
Kelebihan dari model
client/server
a.
Mudah
b.
Menangani Database Server secara khusus
c.
Relatif lebih sederhana untuk di develop dan
diimplementasikan.
d.
Lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil.
Server database berisi mesin database, termasuk tabel,
prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam system
client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database.
Server database manangani :
a.
Manajemen data
b.
Keamanan
c.
Query, trigger, prosedur tersimpan
d.
Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju
karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke computer client.
Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja
server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dari
berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah
mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain
menjalankan tugas-tugas tertentu,
kinerja dan
skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.
Kekurangan dari model client/server :
a.
Kurangnya skalabilitas
b.
Koneksi database dijaga
c.
Tidak ada keterbaharuan kode
d.
Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan
dan transaksi skala kecil.
e.
Susah di amankan.
f.
Lebih mahal.
B.
Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk
menutupi keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan
disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur
multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan
fungsionalitas khusus, diantaranya :
- Layanan presentasi (tingkat client)
- Layanan bisnis (tingkat menengah)
- Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna
ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan
ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server
database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer
tersendiri
Konsep model three-tier adalah model yang membagi
fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi-aplikasi mendapatkan
skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari
arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application
Server yang berdiri di antara Client dan Database Server.
Contoh dari Aplikasi untuk model ini adalah IIS,
WebSphere, dan sebagainya. Application Server umumnya berupa business process
layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga
kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier tersebut. Arsitektur
Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application.
Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya
akan melakukan instalasi Web Browser.
Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka
data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business
process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan
database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan
network bandwidth.
Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application
Server selalu mengirimkan Web Application-nya ke computer Client. Jika kita
memiliki banyak sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup
besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh karena itu
biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada sisi
client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep model
three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan,
aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Kelebihan arsitektur Three
Tier :
a.
Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada
sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga
yang harus dibayar lebih kecil.
b.
Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan
tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah
c.
Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu
menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun
sisi client.
Skala besar.
Skala besar.
d.
Keamanan dibelakang firewall.
e.
Transfer informasi antara web server dan server
database optimal.
f.
Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan
pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang
lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
g.
Penggunaan middleware mendukung efisiensi query
database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari
database.
Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier
- Keluwesan teknologi
- Mudah untuk mengubah DBMS engine
- Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda
- Biaya jangka panjang yang rendah
- Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan
- Keunggulan kompetitif
- Kekampuan untuk bereaksi thd perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi
Kekurangan arsitekture Three Tier :
a.
Lebih susah untuk merancang
b.
Lebih susah untuk mengatur
c.
Lebih mahal
C.
Aplikasi N-tier
Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk sistem
dimana database disimpan pada lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat
client yang tidak dapat mengakses procedure tersebut. Mungkin Anda bertanya,
apa perlunya menyimpan database lebih dari satu server? Tentu saja Anda juga
menginginkan perusahaan yang menggunakan aplikasi Anda dapat berkembang, bukan?
Penggunaan lebih dari satu database sangat memungkinkan saat sebuah perusahaan
telah memiliki divisi yang cukup besar dimana harus memiliki database
tersendiri. Dalam kasus penggunaan lebih dari satu server database, Anda perlu
mengimplementasikan strategi development yang berbeda, pendekatan yang baik
adalah dengan menggunakan model n-tier. Huruf “n” pada n-tier menunjukkan
variabel numerik yang dapat berisi angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier,
4-tier dan seterusnya. Karena itu sebuah aplikasi n-tier memiliki 3 atau lebih
tingkatan logical, umumnya aplikasi n-tier saat ini menggunakan 3-tier.
Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan skema
disain aplikasi two-tier yang mengimplementasikan business logic pada stored
procedure seperti yang telah diterangkan diatas, kemudian melakukan improvisasi
disain dengan menambahkan sebuah tingkatan (tier) sebagai middle tier sebagai
business object, arsitektur inilah yang dikenal dengan 3-tier. Perbedaan nyata
dengan 2-tier adalah, business object pada 3-tier terpisah dari aplikasi client
dan elemen database. Sehingga dapat digambarkan bahwa sistem 3-tier secara umum
terbentuk dari tingkatan client, business dan database.
Untuk
membayangkan penerapan 3-tier dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin paling
sering Anda temui adalah penerapan Internet ataupun Intranet.
Pada aplikasi Internet/Intranet, terdapat client yang
menjalankan browser dan meminta informasi dari middle-tier yang berupa HTTP
Server. Middle-tier akan meminta data pada server database, kemudian
mengirimkannya kembali kepada HTTP Server. HTTP Server akan mengirimkan kepada
browser dalam bentuk page/halaman web.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam konteks basis data, client mengatur interface
berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client
menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis
data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server,
menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir.
Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun
menjadi dua lapisan yaitu client (yang meminta serice) dan server (yang
menyediakan service).
Tiga
komponen tersebut yaitu :
a.
User Interface. Adalah antar muka program aplikasi
yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
b.
Manajemen Proses.
c.
Database. Model ini memisahkan peranan user interface
dan database dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk
menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini,
pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan
arsitektur multitier).
Sebuah
sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat pada
client menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan beberapa
database yang digunakan secara bersamaan.
Diantara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh
dari arsitektur n-tier (atau 3-tier pada umumnya), yang terutama adalah:
- Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan dating
- Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara
- Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara transparan.
DAFTAR PUSTAKA
Zainal hakim., Pengertian
Client server
Luviyani. client – server
Muhammad Abdullah. Arsitektur Client
Server
Slamet ridwan. Arsitektur Client
Server